Nyanyian Seorang Ustadzah di Mobil Angkot

Posted by Unknown On Selasa, 29 Mei 2012 0 komentar
Siang itu, seorang ibu setengah baya naik mobil Angkutan Kota (Angkot) balik dari Tanah Abang ke Kebayoran. Di tengah jalan penumpang satu persatu turun sesuai tujuan masing-masing. Penumpang yang tersisa tinggal dua orang, yakni seorang ibu dengan seorang anak laki-laki berusia sekitar 13 tahun dengan mengenakan seragam SMP. Ibu itu kuatir jika sendirian, soalnya sudah santer diberitakan banyak kasus perkosaan terjadi di mobil Angkot. 

Namun, beberapa saat kemudian mobil berhenti, tujuh gadis remaja dengan pakaian seragam SMA menaiki Angkot. Ibu yang berprofesi sebagai ustazah itu merasa nyaman karena ada banyak penumpang. Bahkan, kehadiran mereka menyebabkan suasana yang semula adem-ayem saja berubah menjadi ramai. Maklum usia remaja sarat canda dan tawa. Seusia mereka tidak peduli dengan suasana sekitar, yang penting heppy. Mereka tidak menyadari jika mata liar memandangi sekuntum bunga mawar sedang mekar dan siapapun ingin memetiknya. 

Keasyikan bersuka ria menyebabkan mereka duduk seenaknya. Tidak memerhatikan selangkangan mereka yang sedang dipelototin. Celana dalam yang mereka kenakan terlihat jelas oleh ustadzah dengan beragam motif. Bahkan, ada yang terlihat tipis sekali sehingga barang terlarang itu mengembang dibalik kain tipis itu. Ibu itu merasa kiku dan malu karena satu-satunya lelaki yang ada di angkot itu adalah siswa SMP, jelas sudah paham mengenai daerah terlarang itu. Bisa dipastikan karena beberapa kali kepergok mencuri pandang pada areal sempit yang menggoda mata itu. 

Ibu itu hanya bisa mengelus dada dan menenangkan hati. Apalagi, dirinya kuatir menegur secara langsung karena anak remaja zaman sekarang tidak takut sama siapapun. Berani menantang, meski sudah tahu dirinya salah. “Soal salah benar kaga diurus” gitu kata ustazah. Namun, nalar ibu itu tetap jalan dan cerdas menyikapi suasana di mobil Angkot. Seuntai tembang kesukaannya dinyanyikan dengan merdu.

Indonesia tanah air beta

Pusaka abadi nan jaya

Indonesia sejak dulu kala

Slalu di puja-puja bangsa

Disana tempat lahir beta

Dibuai dibesarkan bunda

Tempat berlindung di hari tua

Tempat akhir menutup mata

Tiga kali ibu itu mengulang kalimat Di sana tempat lahir beta Dibuai dan dibesarkan bunda. Beberapa remaja putri itu, diam membisu seakan terhipnotis dengan ulah ibu yang melantunkan tembang masa lalu tersebut. Sebagian remaja itu seakan ada yang faham makna dan tujuan ibu itu melantunkan tembang itu. Buktinya, mereka kiku dan risih ketika sorot mata ibu melotot di sela-sela selangkangan mereka. Bahkan, ada sebagian remaja itu menarik-narik roknya agar bisa menutupi paha, sebagian ada yang menutup dengan tas sekolah mereka. Sebagian ada juga yang cuek mungkin tidak paham dengan teguran halus dari ustazah.

Sumber:hiburan.kompasiana.com/humor/2012/05/30/nyanyian-seorang-ustadzah-di-mobil-angkot/

0 komentar:

Posting Komentar