Cerita Dewasa - Diperbudak Nyonya Yang Haus Seks 1

Posted by Unknown On Kamis, 31 Mei 2012 0 komentar
Sebelumnya perkenalkan, aku adalah seorang pria yang sebut saja Reno dengan umur 28 tahun. Aku merupakan pria yang memiliki wajah lumayan ganteng dan tubuh yang kekar dengan tinggi 185 cm dan berat 81 kg. Tetapi pengalaman ini telah terjadi 3 tahun yang lalu saat aku masih berusia 25 tahun. Pengalaman yang aku alami sangat menyakitkan karena aku diperbudak oleh tiga orang nyonya yang haus sex sekaligus. Bukan hanya satu hari, dua hari atau tiga hari saja, tetapi dalam wakti satu minggu atau tujuh hari.

Cerita bermula ketika aku baru datang dari daerahku di daerah Sulawesi. Waktu aku datang, aku tidak memiliki pekerjaan yang pasti dan uang yang aku bawa hanya pas-pasan. Paling-paling uang tersebut hanya bisa untuk makan tiga hari saja. Aku memberanikan diri datang ke Jakarta karena kata temanku mendapat pekerjaan di Jakarta mudah asal mau melakukan apa saja semua bisa diatur.

Ketika hari sudah malam dan sepi, mungkin sekitar pukul 9 malam. Aku sudah tidak tahu mau kemana lagi. Tiba-tiba saja ada seorang wanita naik mobil Mercy menghampiri aku. Menanyakan keadaan aku, siapa namaku, dan asal aku. Dari penampilannya dia terlihat baik, anggun, cantik, sopan, dan sekitar berumur 36 tahun. Dia adalah Nyonya Lenny. Setelah sedikit kenal aku tahu bahwa dia seorang janda tanpa anak. Dia tinggal di daerah Pondok Indah. Dia adalah seorang Direktris dari sebuah Perusahaan Swasta terkenal di Jakarta.

Aku diperbolehkan tinggal di rumahnya. Dan aku bekerja sebagai supir pribadinya. Tanpa test apapun aku diterimanya bekerja. Untunglah kataku, karena aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi termasuk uang. Di rumah Nyonya Lenny aku diberi makan dan pakaian yang layak. Sedangkan barang-barang yang aku bawa sudah dibuang seluruhnya atas perintah Nyonya Lenny. Karena ia suka pada kebersihan rumah dan seseorang. Ya aku tidak memikirkannya, karena semua sudah diberikan oleh Nyonya Lenny. Barang-barangku tidak penting, hanya sebuah baju, celana, dan celana dalam yang kupakai. Sedangkan yang kubawa tertinggal di Stasiun Kereta waktu aku datang. Aku merasa beruntung karena bertemu dengan Nyonya Lenny.

Aku sudah bekerja dengan Nyonya Hanna selama 2 bulan berjalan. Hari ini aku disuruhnya menjemput dua orang temannya di Bandara. Mereka datang dari daerah Bandung dan akan menginap kurang lebih selama satu mingguan di rumah Nyonya Lenny. Setelah aku mengantar Nyonya Lenny ke kantor, aku langsung menuju ke Bandara untuk menjemput kedua temannya. Aku tidak kesulitan menemukan mereka, karena aku sudah memiliki foto-foto mereka. Dari foto terlihat mereka seorang Nyonya-nyonya yang cantik dan muda. Yang satu bernama Lola dan yang satu bernama Lina.

Lalu mereka aku antar langsung ke tempat Nyonya Lenny di kantornya. Mereka banyak mengobrol dan melepas kangen mereka. Setelah diberitahu oleh Nyonya Lenny ternyata yang bernama Lina berumur 34 tahun dan bekerja sebagai Kapten pada sebuah kantor kepolisian. Lola adalah seorang waria yang bekerja pada sebuah salon kecantikan dan berumur 30 tahun tanpa operasi, jadi masih memiliki penis tetapi Nyonya Lola memiliki payudara, makanya dia disebut waria. Nyonya Lenny juga berpesan agar aku juga menuruti perintah kedua nyonya temannya itu, seperti aku mematuhi perintah Nyonya Lenny. Aku hanya bisa patuh dan tentunya mengiyakan.

Hari ini aku diberitahukan bahwa Nyonya Lenny harus dijemput pukul lima tepat. Sedangkan para karyawan lain pada hari ini dipulangkan lebih cepat pada pukul 3 sore. Mungkin sekitar pukul 4 sore sudah tidak ada karyawan lagi selain Nyonya Lenny dan kedua temannya, yaitu Nyonya Lina dan Nyonya Lola. Selama dua jam mereka berbincang-bincang serius dan sepertinya akan merencanakan sesuatu dalam jangka panjang. Tapi apa rencana mereka aku sendiri tidak tahu. Karena aku pikir itu bukanlah urusan aku. Itukan urusan para Bos-bos besar. Sedangkan aku hanya seorang supir.

Setelah pukul lima tepat aku sudah sampai di kantor Nyonya Lenny. Dari luar terlihat sepi, karena tidak ada satu mobil pun di luar. Hanya lampu di ruang kerja Nyonya Lenny saja yang masih menyala, sedangkan yang lainnya sudah dipadamkan. Lalu aku menuju ruang kerja Nyonya Lenny dan mengetuk pintu.

Lalu terdengar suara "Silakan Masuk!!" kata Nyonya Lenny.
"Selamat Sore, Bu," kataku menyapa Nyonya Lenny.
"Apa yang harus saya lakukan, Bu?" tanya aku kepadanya.
"Hari ini kamu harus patuh kepada kami" dengan nada suara yang sedikit membentak.
"Baik, Bu saya akan patuh kepada ibu"

Mendengar kataku mereka bertiga malah tertawa terbahak-bahak. Lalu Nyonya Hanna menyuruhku untuk menandatangani sebuah kertas yang aku sendiri tidak tahu apa isinya. Karena aku sedikit takut, aku langsung saja menandatangani surat tersebut secara langsung.

"Bagus sekali!!" katanya sambil mereka tertawa senang Ha.. Ha.. Ha..!!

Setelah aku menadatangani surat yang sah karena diatas materai, mereka menyuruhku untuk membaca surat yang baru saja aku tanda tangani tadi. Betapa terkejut dan kagetnya aku. Didalam surat tersebut menuliskan aku harus sanggup dan tanpa paksaan harus melayani keinginan dan kepuasan sex mereka berdua tanpa batas. Surat ini dibuat tanpa paksaan karena aku masih memiliki setumpuk hutang-hutang yang harus aku lunasi. Dalam surat itu juga menuliskan kalau aku seorang budak mereka yang harus patuh. Hatiku jadi menjerit tapi pasrah atas tindakan dan sikap mereka. Memang aku dalam bekerja dua bulan ini sudah meminjam beberapa kali kepada Nyonya Lenny untuk memeberikan uang kepada orangtuaku yang sakit dan untuk membiayai sekolah dua orang adikku.

"Nah, Sekarang kamu buka siapa-siapa lagi. Kamu adalah budak sex kami. Karena kamu punya banyak hutang," kata Nyonya Lenny kepadaku.
"Iya, Bu" kataku pelan dan pasrah.
"Kau memang penurut. Lagi pula kalaupun kau tidak mau, apa yang bisa kau perbuat. Semua yang kau miliki sekarang adalah milikku. Kau tidak punya apa-apa lagi, termasuk baju dan celana kamu, bahkan celana dalam kamu pun milikku. Ha.. Ha.. Ha..!!" Mereka tertawa penuh kemenangan.
"Ya, Bu saya akan patuh pada perintah ibu."
"BUKAN IBU!!" bentak Nyonya Lenny, "Sekarang kamu harus memanggil kami dengan sebutan NYONYA"
"Kamu mengerti!!" bentak Nyonya Lenny Lagi.
"Baik, nyonya," kataku pelan.

Permainan akan segera dimulai. Aku hanya pasrah. Walaupun aku memiliki tubuh yang kekar dan atletis aku tidak bisa berbuat apa-apa terhadap mereka. Karena aku takut dan harus patuh kepada mereka. Walaupun aku mau lapor ke polisi juga susah karena Nyonya Lina adalah Seorang Kapten Polisi yang terkenal Killer.

Permainan segera dimulai. Baik sekarang, "Buka baju kemejamu!!" bentak Nyonya Lenny.

Aku segera membuka kancing kemeja yang aku kenakan. Mereka sangat menyukai tubuhku. Karena tubuhku atletis dan kekar. Dada dan perutku terawat dengan baik, apalagi aku juga dibiayai untuk fitness oleh Nyonya Lenny agar aku sehat dan bugar dalam menyetir. Setelah aku telanjang dada, lalu Nyonya Lenny menyuruhku untuk melepas sepatu dan kaos kaki yang aku kenakan dan jam tanganku juga aku lepaskan. Lalu Nyonya Lola yang waria menyuruhku untuk membuka celanaku. Tapi aku hanya diam saja dan tidak menghiraukannya. Tapi aku malah mendapat marah dari Nyonya Lenny dan dia melempar aku dengan sebuah spidol yang ada diatas mejanya.

"Kamu harus patuh pada temanku, Nyonya Lola," bentak Nyonya Lenny.
"Sekarang lepas celana panjangmu!!"
"CEPAT!!" bentak Nyonya Lenny.

Melihat aku melepas celana panjangku, Nyonya Lola tertawa bahagia penuh kemenangan. Sekarang aku hanya mengenakan celana dalam saja yang berwarna putih. Mata mereka tertuju kearah tubuh dan penisku yang masih terbungkus dengan celana dalam yang masih kukenakan.

Lalu Nyonya Lina menghampiriku dan memelintir tanganku ke belakang. Lalu Nyonya Lina mengeluarkan borgolnya dan memborgol kedua tanganku ke belakang. Sedangkan Nyonya Lola mengambil gunting dan mengunting celana dalam yang aku kenakan. Sekarang aku sudah dalam keadaan polos tidak ada sehelai pun yang ada di tubuhku. Mereka puas dan tertawa melihat aku dalam keadaan bugil. Semua pakaianku disita oleh Nyonya Lenny dan dimasukkan dalam lemari besi pada ruangannya.

Lalu aku di dudukkan di kursi dalam keadaan tangan di borgol dan mata ditutup dengan sehelai kain. Aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan kepadaku. Tiba-tiba ada yang memegang penisku. Rupanya salah satu dari mereka sedang mencukur bulu kemaluanku. Kini bulu kemaluanku pun sudah bersih, kini aku tidak memiliki bulu lagi disekitar penis. Lalu penisku juga dicengkram dan dikocok-kocok dengan kuat.

Hampir saja aku keluar, tapi semua itu dapat kutahan sementara. Penisku kini sudah tegak, tegang, dan memerah. Lalu mereka mengikat penisku dimulai dari bola pelir. Mereka ikat secara terpisah dan diikat keduanya secara bersama dengan disatukan. Begitu juga dengan kepala penisku, mereka ikat dengan pengunakan bahan dari karet sehingga kepala penisku benar-benar terikat dengan kuat. Sehingga penisku tidak mau melemas. Selain itu mereka juga memberikan aku obat kuat berupa tiga butir yang harus aku minum. Mungkin hal itu yang membuat penis aku dapat tegang lama. Dan mereka mengatakan bahwa aku harus minum obat ini sehari dua kali sebanyak tiga butir.

Lalu mereka menjepit kedua puting susuku dan dihubungkan pada tali di kepala penisku. Aku benar-benar tidak berdaya dan pasrah karena tanganku masih diborgol dan mataku masih tertutup kain. Seketika mereka membuka tutup mataku dan juga borgolku. Lalu mereka menyuruhku bergaya dengan beberapa gaya. Aku pun menurut. Lalu kilatan lampu blitz memancar kearah aku. Mereka memotret aku dalam keadaan seperti itu. Mereka memotretku dengan kamere digital dan juga merekam dengan handycam.

Akupun diancam tidak boleh macam-macam, karena foto-foto bugil aku akan disebar jika aku bertindak macam-macam. Termasuk mereka juga akan menyerahkan fotoku kepada keluaragaku di kampung. Mendengar itu, aku semakin menuruti semua keinginan mereka. Kini aku duduk sambil berlutut, karena hanya seperti itu hak dan tempatku sekarang.

Sekarang aku dipakaikan kalung anjing lengkap dengan rantai pengiringnya. Selain itu mereka juga membungkam dan menutup mulutku alat penutup yang menyerupai bola, sehingga mulutku terbuka. Lalu aku disuruh merangkak layaknya seekor anjing. Setiap gerak-gerikku sudah terekam baik dalam foto maupun kamera.

Sekarang mereka membawa aku keluar kantor dengan menarik rantai pada leher aku. Aku berjalan di depan mereka, sesekali mereka menendang dan mencambuk pantatku dan pnggungku sewaktu aku berjalan lambat ataupun terlalu cepat. Kami berjalan menuju mobil yang sudah kuparkir. Keadaan kantor sudah sepi dan aman termasuk ruang parkir hanya ada mobil Nyonya Lenny saja. Karena satpam juga sudah diperbolehkan pulang sejak jam tiga tadi.

Setelah semua formalitas tersebut dibicarakan dan di sepakati, akhirnya tibalah saatnya untuk saya menikmati budak sex baru yang saya recruit. Kami berjanji untuk bertemu di sebuah hotel di Jakarta di waktu jam kerja, setelah makan siang sampai sore hari. Saya menuliskan instruksi instruksi untuk persiapan apa saja yang harus disediakan pada saat pertemuan tersebut melalui SMS dan email.

Saya menginstruksikan dia untuk menyediakan sebuah rantai anjing yang mengunakan kulit pada pegangan penuntunya, jepitan baju, lilin putih yang besar, sebatang pengaris kayu, dasi dasi tua yang banyak, borgol besi 1 pasang, sarung tangan latex dan KY Jelly. Pada saat saya menulis itu, jantung saya berdebar debar dan muka saya terasa panas karena sudah membayangkan hal apa saja yang akan saya lakukan ke dia. Imajinasi saya berlari ke mana mana dan gambaran gambaran akan siksaan siksaan yang akan saya lakukan membuat saya menjadi sangat horny.

Pada hari yang sudah di sepakati, pagi pagi hari sekali saya menelpon kantor untuk meminta ijin untuk tidak masuk hari itu, dan saya sudah sengaja untuk mengalihkan semua appointment yang ada di hari itu untuk direschedule ke esokan harinya. Asisten pribadi saya juga sudah saya beritahu bahwa hari ini saya ada keperluan mendesak yang harus diselesaikan di luar kantor, sehingga semua urusan yang ada saya delegasikan ke asisten saya.

4 jam sebelum waktu yang di sepakati saya menulis SMS ke Anwar untuk detail persiapan yang harus dia lakukan, sehingga pada waktu saya datang di kamar hotel yang sudah di siapkan olehnya dia sudah siap untuk melayani saya. Saya meminta dia untuk mandi yang bersih (kalau perlu luluran), dan berdiri menunggu saya di depan pintu dalam kamar hotel dalam keadaan telanjang bulat dan mengenakan rantai anjing di lehernya dengan mata yang di tutup erat oleh sebuah dasi berwarna hitam. Saya juga meminta rantai anjing tersebut dililitkan di sekeliling lehernya dan dengan kulit penuntunnya digigit di mulutnya.

Kurang lebih jam 12 siang saya mendapat SMS dari Anwar yang berbunyi, "Saya sudah siap dan sedang menunggu di kamar 1811 untuk digunakan oleh kamu" melihat kata kata di SMS itu darah saya terkesiap dan bulu di tengkuk saya merinding membayangkan kenikmatan yang akan saya peroleh.

Saya bergegas mengenakan sepasang pakaian dalam lace saya yang berwarna hitam dan di baluti oleh sebuah blouse putih yang tipis serta satu stel blaser dan rok berwarna abu abu tua, saya juga sengaja menyemprotkan winyak wangi sekujur tubuh saya sehingga menjadi sangat semerbak wangi menggoda bila saya berjalan. Setelah berdandan saya dengan tergesa gesa mengambil kunci mobil saya dan mulai menyetir ke arah hotel tempat kita berjanji yang di tempuh kurang lebih hanya 15 menit.


The Game is Beginning

Tibalah saya di depan pintu kamar hotel, saya memencet bel yang berada di depan pintu kamar. Seketika pintu di buka, ini menandakan budak saya sudah dengan tepat mengikuti instruksi dari saya. Segera saya masuk dan menutup pintu dan mengunci rantai pintu dalam. Saya melihat di depan saya seorang pria budak pemuas saya sedang berdiri tegap dengan posisi tangan silang ke belakang punggung dan kaki sedikit terbuka lebar, kelihatannya dia sangat menghayati perannya sebagai budak saya, terlihat penisnya sudah setengah ereksi mungkin karena sangat berantisipasi menunggu kedatangan saya, saya tersenyum melihat pemandangan di depan saya, selama kurang lebih 2 menit saya mempelajari badan yang akan diberikan kepada saya dalam 4-5 jam ke depan.

Para pembaca, saya sengaja menginstruksikan Anwar untuk mengenakan penutup mata, sehingga dia tidak dapat melihat ekspresi muka saya yang mungkin sedikit grogi atau tersenyum geli melihat dia yang sedang menggunakan rantai anjing dan mengigit kulit penuntun rantai anjing yang berwarna merah itu. Saya tidak mau wibawa saya hilang karenanya, jadi lebih baik matanya tertutup, dan saya pikir harusnya untuk dia sensasinya lebih besar juga bila dia pasrah dan tidak bisa melihat siapa yang datang dan mengunakan badannya.

Pelan Pelan saya ambil kulit penuntun rantai anjing yang di gigit di mulutnya dan melepaskan beberapa lilitan rantai besi yang berada di lehernya, kemudian saya menuntun dia ke tengah ruangan kamar di depan tempat tidur. Dengan posisinya berdiri yang sama dan dengan kepalanya menunduk. Saya berjalan perlahan mengelilingi dia sambil memeriksa dan menginspeksi badannya yang putih kecoklatan dan bersih itu.

Sekali kali saya membelai belai badannya untuk merasakan apakah dia sudah luluran dan mandi dengan bersih. Dengan lembut dan perlahan saya juga meremas remas penis dan kantung dimana dua buah bolanya berada untuk merasakan kejantanannya, dan menciumi dadanya dengan lembut untuk merasakan bau aroma badannya yang sebentar lagi akan saya pakai dengan seenak enaknya.

Anwar budak saya itu pasrah dan diam saja, saya bisa merasakan bahwa dia sangat excited sekali dengan perlakuan saya itu, sekali kali dia melenguh keenakan pada saat saya menyentuh bagian bagian sensitif di badannya. Setelah kurang lebih 10 menit saya melakukan inspeksi badannya dan puas dengan hasil inspeksi saya duduk di depannya di pinggiran ranjang.

Saya berkata, "Sekarang kamu berlutut..!". Dengan patuh dia menjatuhkan lututnya untuk berlutut di atas karpet, dengan mata masih tertutup dan kepala yang menunduk.

Kemudian dengan lembut dan tegas saya berkata di depan mukanya..

"Mulai detik ini, kamu adalah budak saya, badan dan jiwa kamu menjadi milik saya sampai sesi ini selesai, kamu enggak berhak lagi atas badan kamu, penis kamu, lidah kamu, muka kamu, tangan kamu, kaki kamu semuanya gunanya untuk memuaskan saya, kamu ngerti..?"
"Saya mengerti, silakan Ibu memakai badan saya untuk kesenangan dan kepuasan Ibu dengan seenak enaknya dan seegois egoisnya tanpa memikirkan saya sama sekali, semoga saya dapat memberikan kenikmatan buat Ibu, bila tidak silakan saya di hukum dan di siksa..", jawabnya dengan gemetar.
"Oke.. Bagus.." jawab saya.
"Mulut kamu juga tidak boleh bicara tanpa ijin, kecuali bila saya beri pertanyaan, kalau enggak badan kamu nanti saya siksa", lanjutku. Dia menganggukkan kepalanya dengan pasrah.

Saya beranjak berdiri sambil melepas blazer untuk menjadi lebih nyaman. Saya mengacuhkan keadaan slave saya yang masih berlutut telanjang di kamar hotel, seakan akan dia hanyalah sebuah benda yang bernafas dan berfungsi untuk saya nikmati bila saya inginkan. Saya berjalan jalan di kamar, melihat lihat pemandangan di jendela kamar hotel, menyalakan TV dan memilih milih channel yang bagus sambil tidur-tiduran. Kemudian perhatian saya tertumpu kepada sebuah tas gym yang berwarna hitam yang terongok di sudut kamar.

Satu persatu saya keluarkan barang barang yang ada di dalam tas itu dan saya susun di atas ranjang. Salah satu benda yang ada adalah sebuah borgol besi, saya ambil dan saya kenakan borgol itu ke dua tangannya dibelakang punggung budakku yang sedang berlutut. Sambil mengenakan borgol, saya berkata,

"Saya suka melihat melihat budak kesayangan saya menderita kesakitan dan enggak berdaya, jadi sekarang kamu akan saya siksa walaupun kamu enggak ngelakuin kesalahan apa apa, tapi penderitaan kamu bikin saya jadi terangsang, kamu senang kan di gituiin..?".
"Silakan Bu, saya senang sekali"

Saya ambil beberapa penjepit pakaian, kemudian saya cubit puting dadanya dan saya jepit masing masing satu penjepit di setiap puting. Belum puas melihat ringgisan di mukanya saya ambil lagi beberapa jepitan dan saya jepitkan di kantung dimana tempat dua biji penisnya berada, reaksinya sungguh luar biasa, setiap saya menjepitkan satu jepitan, dia melenguh kesakitan dan bergerak gerak kakinya, sehingga ada beberapa jepitan yang jatuh dan berbunyi, "Snnapp..".

Saya jambak rambut dia dan saya bilang, "Jangan gerak gerak! Atau nanti penis kamu saya jepit juga..".

Dengan patuh dia berusaha untuk diam dan menahan sakit. Terlihat dia mulai mengigit bibir bawahnya dan badannya gemetar menahan sakit, peluh mulai membasahi badannya yang sexy.

Saya duduk di depannya tersenyum menikmati hasil kreasi yang saya ciptakan, terlihat jepitan baju yang berwarna warni memenuhi areal sekitar penisnya dan sepasang jepitan di nipplenya. Kemudian saya memerintahkan dia untuk melakukan jongkok berdiri selama 20 kali dengan badan yang tegap lurus, dan saya suruh dia menghitung jumlah jongkok berdiri itu dengan keras.

"Satu.. Dua.. Tiga.." dan seterusnya.

Nafasnya mulai terengah engah dan keringat mulai membanjiri badannya sehingga menimbulkan efek mengkilat pada otot otot dibadannya yang sexy itu. Sesekali karena gerakan jongkok berdiri itu beberapa jepitan lepas, dan setiap jepitan lepas budak saya menggumam menahan rasa sakit. Oh rasanya nikmat sekali melihatnya seperti itu, dan saya mulai horny dan basah karenanya. Setelah selesai saya suruh dia berdiri, dan saya berjalan mengitarinya sambil membelai belai badannya yang basah oleh keringat, sesekali saya menyuruh dia untuk menjilati jari jari saya yang basah karena memegang megang keringat di badannya.

Saya mengambil handuk kecil di kamar mandi, dan melepaskan borgol dan ikatan matanya, kemudian saya memberikan handuk itu sambil berkata,

"Bersihin keringet di badan kamu.. Sekarang kamu harus puasin saya yah.. Ayo kalo udah selesai keringin keringet kamu, buka baju saya satu persatu dan gantung baju saya yang rapi jangan sampai ada yang lecek."

Dengan patuh dia mulai melap badannya yang berkeringat, kemudian dengan kepala menunduk dia menghampiri saya.

"Ayo sekarang buka bajuku.."
"Baik Bu.., maaf, permisi Bu.."

Bersambung . . . . ..

Diperbudak Nyonya Yang Haus Seks 2

0 komentar:

Posting Komentar